Jumat, 29 Juli 2016

Brigjen Victor Sebut Ada Orang yang Untouchable di Negeri Ini




           Brigjen Victor (foto: Okezone)

JAKARTA - Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Mabes Polri Brigjen Pol Victor Edi Simanjuntak menduga, ada pihak yang dibekingi sangat kuat sehingga kasus hukumnya seakan tak bisa disentuh.
"Aduh parah itu, kan wartawan bilang orang itu untouchable, bukan saya saja bilang itu, kan gitu. Nah gitu sekarang (kelihatan) untouchable, itu enggak bakalan kesentuh polisi," ungkap Victor saat bertandang ke Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (3/9/2015).
Menurutnya, asumsi itu semakin terbukti ketika pihaknya "dikebiri" karena getol menindak korupsi mega proyek yang fantastis merugikan negara.
Terlebih, sebelum isu pencopotan tersebut tersiar, pihaknya akan menggeledah suatu tempat yang diduga merugikan negara sebesar Rp180 triliun. Sayang, nyali penyidik langsung ciut ketika isu pencopotan Buwas tersiar ke publik.
"Kemarin itu mau kita geledah, ya itu kan begitu ribut begitu (isu pencopotan). Tadinya, kita mau menggeledah satu tempat yang kerugian negaranya itu fantastis," bebernya.
Meski tak mau mengungkapkan secara detail, Victor menyebutkan bahwa kasus itu melibatkan pihak swasta dan pejabat negara.
"Kira-kira kalian bisa menduga lah, karena wartawan bisalah menduga, bisa sampai Rp180 triliun itu bagaimana itu?" sambungnya.
Victor juga tak mau mengungkapkan di sektor apa korupsi itu terjadi. "Janganlah nanti enggak enak, doakan saja bahwa mental kita naik lagi, minggu depan supaya berani menindak," pungkasnya.

Sumber Berita : okezone.com
http://news.okezone.com/read/2015/09/03/337/1207708/brigjen-victor-sebut-ada-orang-yang-untouchable-di-negeri-ini

Kamis, 28 Juli 2016

Brigjen Victor Pasang Badan untuk Penyidik



             Brigjen Pol Victor Simanjuntak di Mabes Polri, Jakarta, Selasa 1 September 2015. Antara Foto/Reno Esnir


JAKARTA:  Polri yakin bekerja sesuai undang-undang dalam menangani setiap perkara korupsi. Bekas Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Mabes Polri Brigjen Pol (purn) Victor Simanjuntak pasang badan jika penyidik menyalahi aturan.

"Dari SKK Migas hingga Pelindo kalau ada yang salah saya yang bertanggung jawab. Termasuk kasus Bambang Widjojanto yang katanya intervensi," kata Victor saat rapat bersama Pansus Pelindo di Komplek Parlemen, Jakarta Pusat, Rabu (21/10/2015).
Dia mengungkit tudingan masa lalu bahwa polisi dan kejaksaan mandul dalam menangani kasus korupsi. Namun, saat aktif memberantas korupsi ada menyebut polisi bikin gaduh. Komjen Budi Waseso lantas dicopot dari jabatan Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim).

"Polisi buat gaduh, yang gaduh itu yang mana? Kalau ada yang salah dari penindakan polisi saya yang tanggung," tegas Victor di depan anggota Dewan.

Bareskrim mengusut kasus korupsi penjualan kondensat milik negara di SKK Migas, kasus korupsi di Pertamina Foundation. Bareskrim menggeledah kantor PT Pelindo II karena diduga ada penyelewengan wewenang dalam pembelian mobile crane.
Keputusan penyidik Bareskrim menjadikan pimpinan KPK Bambang Widjojanto sebagai tersangka kasus meminta saksi memberikan keterangan palsu di persidangan jadi perhatian publik. Sebelum itu, KPK menetapkan Komjen Budi Gunawan sebagai tersangka.

Victor mengaku sudah menyelidiki kasus korupsi sejak 2001, sebelum lembaga antikorupsi berdiri. Kalau dalam proses penyidikan ada yang salah, menurut Victor, jangan mengorbankan Waseso.

"Kalau ada yang salah di sini, saya yang bertanggung jawab. Kalau harus masuk bui, saya siap masuk bui," kata Victor.

Waseso dipindahkan ke Badan Narkotika Nasional. Posisinya di Bareskrim digantikan Komjen Anang Iskandar. Victor menilai ada pihak yang menghalang-halangi polisi dalam memberantas korupsi.

"Kami sudah capek, sudah berbuat, sekarang mandul lagi. Ini bukan masalah Waseso dicopot tapi apa ingin negara ini hancur lagi?" ujar dia.

Sumber Berita : METROTVNEWS.COM  21 Oktober 2015

Jumat, 22 Juli 2016

Usut Korupsi Minyak Mentah, Brigjen Victor Dapat Ancaman





Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri Brigjen Victor Edy Simanjuntak mengaku mendapat ancaman karena menyelidiki kasus korupsi kondensat SKK Migas. Brigjen Victor menjelaskan ia diancam akan digusur dari jabatannya jika terus melanjutkan kasus ini.





Sumber : YOU TUBE

Brigjen Victor Temukan Pelanggaran di Ruangan RJ Lino



Mantan Dirtipideksus Bareskrim Polri brigjen (purn) Victor Simanjuntak menemukan hasil audit BPK yang terdapat pelanggaran proyek pengadaan crane. Dia menemukan hasil audit tersebut saat melakukan penggeledahan di ruangan Dirut Pelindo II RJ Lino beberapa waktu lalu.




Sumber : YOU TUBE


Minggu, 17 Juli 2016

Sisi Pandang Victor Simanjuntak Tentang SUMUT


Brigjend Pol (Purn). Victor Edison Simanjuntak saat berkunjung ke Danau Toba


Dulu Sumut merupakan Propinsi nomor 2 terbesar di Indonesia setelah Jakarta, namun saat ini Sumut jauh tertinggal dari Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat bahkan dengan Sumatera Selatan. Apalagi kalau di telisik sampai ke Tapanuli Utara, Tapanuli selatan, Nias, Samosir, Humbanghas dan Kab/kota lainnya. Mengapa demikian ? Hal ini di sebabkan karena infrastruktur yang memprihatinkan, baik itu jalan, irigasi, dan faslitas pendukung lainnya. Lalu pembangunan infrastruktur di Sumut terhambat karena maraknya korupsi. Dari penanganan KPK dapat di lihat bahwa yg di tersangkakan sudah cukup utk membuat Propinsi baru, karena disana sudah lengkap mulai dari Eksekutif, Legislatif, Judikatif dan pengusaha, terakhir 7 anggota DPR propinsi juga di tersangkakan. Betapa sedih dan memalukan. Sekarang apa yang menjadi kebanggaan masyarakat Sumut ??Masihkah kita mampu mengangkat wajah atau sudah hilangkah rasa malu dan harga diri kita ?

Hallo masyarakat Sumut, Ayo mari jangan tinggal diam, kita harus berbuat, pada pesta Pemilukada periode berikutnya kita harus berani berubah, pilihlah pemimpinmu yang sudah terbukti tegas, tulus, handal dan mampu mengatakan tidak kepada KORUPSI serta mampu melibas pelaku Korupsi menuju Sumut ZERO KORUPSI, sehingga anggaran dapat maksimal digunakan dalam program pembangunan. Pemimpin yg akan di pilih juga harus mampu meningkatkan pelayanan cepat, tepat dan murah (Prima), tidak lagi membebani masyarakat dan pengusaha dg anggaran siluman yang membebani, budaya SUMUT (semua urusan mesti uang tunai) harus di buang dan di ubah menjadi SUMUT (semua urusan mudah dan transparan), menuju pemerintahan yang bersih dan berwibawa dalam mewujudkan masyarakat Sumut yang Sejahtera, humanis, adil dan terpercaya. Victor Simanjuntak.

Senin, 11 Juli 2016

Brigjen Pol Victor Edison Simanjuntak Jenguk Polisi yang Ditembak Rampok


      Brigjen (Pol) Victor Edison Simanjuntak (tengah), didampingi Direktur Umum Personalia RSU Adam Malik, 
      Syamsudin Angkat saat menjenguk Aiptu Jhonson Hutajulu | Foto: Ingot Simangunsong


Nias Selatan – SuaraNusantara.com
Mantan Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus (Dirtipideksus‎) Bareskrim Polri Brigjen Pol Victor Edison Simanjuntak menjenguk Aiptu Jhonson Hutajulu dan Bripka Rumapea yang mendapat perawatan di RSUP Haji Adam Malik, Senin (11/7). Keduanya merupakan anggota polisi yang tertembak kawanan pembobol rumah Kasubdit IV Intel Polda Sumut AKBP Ahyan. 

Dalam kunjungannya tersebut, Victor Simanjuntak memberi motivasi agar keduanya tetap bersemangat walau mengalami musibah. Hal yang sama juga disampaikan kepada keluarga kedua anggota polisi tersebut.
“Kalian harus bangga mengabdi sebagai polisi, dan jangan pernah takut, walau harus tertembak dalam menjalani tugas,” ujar Victor Simanjuntak yang didampingi Direktur Umum Bidang Personalia RSU Adam Malik, Syamsudin Angkat.
Aiptu Jhonson Hutajulu mengaku tidak menyangka akan mendapat kunjungan dari Brigjen Victor Simanjuntak. “Saya tidak sangka dan merasa terharu mendapat kunjungan dari Pak Victor. Saya sudah kenal beliau sejak lama,” kata Jhonson Hutajulu.
Aiptu Jhonson dan Bripka Rumapea merupakan personel Polresta Medan. Mereka tertembak saat akan meringkus pelaku pembobolan dan pencurian rumah Kasubdit IV Intel Polda Sumut AKBP Ahyan pada Jumat, 8 Juli 2016.
Dalam aksinya tersebut, pelaku membawa kabur satu unit Toyota Fortuner BK 70 A milik AKBP Ahyan, perhiasan senilai Rp500 juta, satu sertifikat tanah dan empat surat kepemilikan rumah, tiga buah BPKB dan satu buah senjata api jenis pistol karet merek Baretta Valtro cal 9 mm. Senjata tersebutlah yang digunakan pelaku untuk menembak personel Polresta Medan.
Kedua pelaku yang berhasil ditangkap, yakni Madan Syahputra (18) warga Jalan Karang Sari, Kecamatan Medan Polonia, dan ‎Gagah Suhendra (28) warga Jalan Vanila I, Perumnas Simalingkar, Kecamatan Medan Tuntungan.
Salah seorang pelaku, Madan Syahputra tewas setelah sempat mendapatkan perawatan karena luka tembak di bagian dada. Selain para pelaku, petugas juga menyita dua penadah barang curian. Kedua penadah M Idansyah Hasibuan, 35, warga Jalan Roso Melati V, dan Andri Syahputra, 26, warga Jalan Pancur Batu.‎ Polisi masih terus melakukan pengejaran terhadap pelaku pembobolan dan pencurian lainnya.

Sumber Berita : Suara Nusantara.Com

Minggu, 10 Juli 2016

Victor Simanjuntak Pertanyakan Sikap Pegiat Antikorupsi Dalam Kasus Pelindo II



Mantan Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri Brigjen Pol. Victor Simanjuntak (tengah), Anggota Fraksi Partai Gerindra Desmon AJ Mahesa (kiri), dan Anggota Fraksi PDIP Masinton Pasaribu (kanan) menjadi pembicara dalam diskusi Dialektika Demookrasi di Gedung DPR, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (3/9). [www.daridulu.com]


[JAKARTA] Mantan Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Badan Reserse dan Kriminal (Dirtipideksus Bareskrim) Polri, Brigjen Pol (Purn) Victor Edison Simanjuntak mempertanyakan sikap dan konsistensi kelompok-kelompok yang menamakan diri mereka pegiat antikorupsi.
Hal ini lantaran tidak ada satupun pegiat antikorupsi yang berkomentar saat kasus dugaan korupsi di Pelindo II yang ditangani pihaknya berujung pada pencopotan Komjen Budi Waseso sebagai Kabareskrim.
"Yang menamakan diri pegiat antikorupsi seharusnya berpendapat, tapi mereka diam," kata Victor dalam diskusi 'Mengurai Benang Kusut Korupsi Pelindo II' di Gedung Pemuda/DPP KNPI, Jakarta, Selasa (13/10).
Menurut Victor kondisi berbeda akan terjadi jika sebuah kasus korupsi yang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendapat hambatan dari pihak luar. Para pegiat antikorupsi akan langsung bersuara membela KPK. Hal ini menimbulkan kesan penanganan kasus korupsi hanya boleh dilakukan oleh KPK.
"Kalau instansi tertentu (KPK) itu pahlawan, tapi kalau polisi dan jaksa jangan (menangani korupsi)," katanya.
Menurut Victor, sebagai anggota korps Bhayangkara, dirinya dan Budi Waseso siap diganti kapapun. Namun, momentum pergantian Budi Waseso  dinilai tidak tepat. Pergantian Budi Waseso menjadi Kepala BNN telah membuat nyali penyidik kepolisian yang sedang bersemangat menindak korupsi menjadi ciut.
"Perlakuan terhadap Polri mungkin betul, tapi timing kurang tepat. Efek ke penyidik jadi takut. Diganti kapanpun itu konsekuensi, tapi timingnya karena Polri saat itu lagi giat-giatnya berantas korupsi," ungkapnya.
Victor menyatakan, pihaknya gencar menangani kasus korupsi lantaran ingin merubah sistem. Untuk itu, kasus-kasus korupsi yang ditangani Bareskrim merupakan kasus yang memberikan efek besar dalam mengembalikan keuangan negara dan memberikan efek jera pada pelaku korupsi.
"Niat kita merubah sistem. Kasus korupsi yang ditangani yang bisa memberikan efek besar dalam mengembalikan keuangan negara, dan memberikan efek jera pada pelaku korupsi," katanya.


Sumber Berita : SP  SUARA PEMBARUAN

Jumat, 08 Juli 2016

BIODATA VICTOR SIMANJUNTAK




Nama                                 :      VICTOR EDISON SIMANJUNTAK

Nama Panggilan               :      VICTOR

Tempat/tanggal lahir        :      Pematang Siantar, 16 Agustus 1957

Nama Ayah                       :      AB. Simanjuntak

Nama ibu                          :      R.  br Tambunan

Nama istri                         :      Liana Anwar br Tambunan

Anak-anak                        :      1. Adelina Veronica br Simanjuntak

                                                      Alumni FK UKI thn 2012

                                                  2. Denis Alexandro Simanjuntak

                                                      Alumni FE UI Int thn 2014

Agama                              :       Kristen


Alamat                              :      Tanjung Barat Jakarta Selatan



Pendidikan                       :      1. SDN VIII Bahjambi Sumatera Utara Lulus tahun 1972

                                                  2. SMP YPUPB Bahjambi Sumatera Utara Lulus  tahun 1974

                                                  3. SMA VIII Medan Sumatera Utara Lulus tahun 1976

                                                  4. Akpol 1982 lulus tahun 1985



Pendidikan nonformal    :      1.  S1. PTIK tahun 1994

                                                  2.  Sespim Pol tahun 2000

                                                  3.  Sespati/Lemhanas tahun 2008



Pekerjaan Sekarang         :     Konsultan dan Komisaris di Perusahaan Swasta



Pengalaman Bekerja        :     1. Kapolsek Parengan Tuban tahun 1985

                                                  2. Kapolsek Jatirogo Tuban tahun 1986 -1988

                                                  3. Kapolsek Baureno Bojonegoro tahun 1988-1989

                                                  4. Kapolsek Batu Malang tahun 1989-1992

                                                  5. Kanit Vice Control Bareskrim Polri tahun 1995
  
                                                  6. Kapolres Ngada NTT tahun 2000-2001

                                                  7. Kapolres Kupang NTT tahun 2001-2004

                                                  8. Karo Personil Papua tahun 2005-2008

                                                  9. Kabag. Polsus Deputy Ops Polri tahun 2009

                                                10. Kepala Pusat pendidikan Adm Polri tahun 2009-2012

                                                11. Kabag. Kerjasama Luar Negri tahun 2012-2014

                                                12. Dir. Tipideksus Bareskrim tahun 2014-2015




Pengalaman Luar Negeri   : 1.  Pendidikan Computer Crime di Taiwan 
                                                      
                                                       tahun 1995

                                                 2.  Studi banding tentang Kepolisian di Belanda   

                                                      tahun 2008

                                                 3.  Studi banding tentang Kepolisian di Jerman 

                                                      tahun 2008

                                                 4.  Studi banding tentang Kepolisian di Prancis 

                                                      tahun 2008                   
                          
                                                 5.  Senior Management Crisis 

                                                      di Maryland Univercity USA tahun 2014

                                                 6.  Kunjungan  kerjasama Kepolisian ke Belanda  

                                                       tahun 2012

                                                 7.  Kunjungan  kerjasama Kepolisian ke Jepang 

                                                       tahun 2013

                                                 8.  Kunjungan  kerjasama Kepolisian ke China 

                                                       tahun 2013

                                                 9. Kunjungan kerjasama Kepolisian ke Singapore

                                                      tahun 2015

                                                 

   

                                                    

Minggu, 03 Juli 2016

Ingin Maju Calon Gubsu, dengan Misi Berantas Korupsi



Brigjend.Pol(Purn). Victor Simanjuntak


Pematang Siantar, Usai menjalankan tugas sebagai penegak hukum, Brigjen Pol (Purn) Victor Simanjuntak siap mengemban tugas untuk membuat Provinsi Sumatera Utara (Sumut) semakin maju dan bebas dari korupsi.
Hal itu diutarakan Victor, karena sejak dia bertugas dengan menggunakan baju cokelat selalu memberantas korupsi terbukti sebelum pensiun sebagai Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus (Dittipideksus) Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri.
Ketika bertemu hetanews di salah satu hotel di Siantar, Jumat (24/6/2016), Victor Simanjuntak mengakui dirinya berniat untuk menjadi orang nomor satu di Sumut. “Kalau ditanya mau mencalonkan diri, yah saya jawab iya,” katanya sambil tersenyum.
Ditanya apa alasannya mengapa ingin maju, secara singkat dia mengatakan bahwa Sumut merupakan provinsi yang tingkat korupsinya tinggi. “Mengenai umat beragama dan kerukunan masyarakatnya jangan ditanya Sumut itu yang terbaik. Tetapi di balik itu tingkat korupsi cukup tinggi, jadi saya berniat untuk memberantas dan melibas korupsi yang terjadi di birokrat,"sebutnya dengan tegas.
Naman Victor Simanjuntak naik daun semenjak kasus Pelindo II mencuat dan menjadi penyelidikan Mabes Polri bersama Kabareskrim Komjen Pol Budi Waseso.
Victor juga menyebutkan visi misinya secara ringkas. Menurutnya, Sumut merupakan daerah yang dalam bidang pariwisatanya cukup memadai. Namun karena terkendala dengan infrastruktur, sehingga pariwisata di Sumut tidak berkembang.
“Sumut terkenal dengan pariwisatanya apalagi nantinya akan dibuat Badan Otorita Danau Toba. Jika tidak didukung infrastruktur yang baik, siapa mau datang. Sewaktu saya dulu kecil di Bah Jambi, Kabupaten Simalungun, jalan dari sana (Bah Jambi) sampai Siantar itu hinggsa saat ini sama aja kondisinya tidak ada yang berubah. Kalau tidak didukung infrastruktur yang baik rencana itu pasti akan sia-sia,” sebutnya.
Selain soal pariwisata ,Victor juga memiliki misi untuk memperbaiki pertanian di Sumut. Sebab dia melihat kondisi pertanian di Sumut cukup memprihatinkan. “Kondisi pertanian saat ini kita lihat cukup memprihatinkan. Kenapa karena tidak ada yang mengajarkan pada petani bagaimana cara bertani yang baik, sehingga hasil pertanian kurang bagus, dan itu membuat kita harus mengimport. Padahal kalau berbicara tanah Sumut memiliki kualitas tanah yang baik. Ibarat kita ini tidur di lumbung padi atau beras, untuk itu pemerintah perlu turun langsung untuk mengajarkan petani soal bertani yang baik, sehingga menghasilkan produk pertanian yang baik,” ucapnya.
Mengenai petani di Sumut lebih tertarik menginvestasikan lahannya untuk menanam sawit, Victor tidak membantah hal tersebut. Dia beralasan penyebabnya karena kehidupan petani cukup memperihatinkan.
“Sebelum bertani, mereka (petani) harus membeli bibit yang cukup mahal, sehingga terpaksa memakai jasa tengkulak, yang nantinya hasil panen dibeli dengan harga murah. Sementara jika kita beli di mall atau pasar modren harga nya 2 kali dibanding dari petani. Untuk itu dibutuhkan koperasi yang bisa menampung hasil tersebut dan penjualannya hanya boleh dibeli di pasar tradisional,” paparnya.
Untuk misi utama dari Victor adalah untuk memberantas korupsi di Sumut. “Kita lihat kondisi Sumut saat ini semuanya ‘berkumpul’ di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Bagi saya memberantas korupsi, bukan menekan angka korupsi. Kalau menekan berarti boleh ini tidak saya akan melibas korupsi, bila perlu saya akan lebih ‘gila’ lagi dari Pak Ahok (Gubernur DKI). Ada yang pejabat yang korupsi langsung saya tindak, karena di Sumut ini pemimpinannya harus lebih ‘gila’ lagi dari Ahok,” sebut Victor.

Sumber Berita : HETANEWS.COM

Sabtu, 02 Juli 2016

Sumut Lebih Maju Tanpa Korupsi

Brigjen Pol (Purn). Victor Simanjuntak dan Istri
 Liana Anwar Br.Tambunan


Medan. Sumut memiliki potensi sumber daya alam yang me­limpah guna mendukung kesejahteraan masyarakatnya. Namun karena sikap koruptif pemimpin dan sistem bi­rokrasi yang tidak berpihak kepada rakyat, akhirnya pere­konomian Sumut kian melambat.
Kita bisa lebih maju asalkan sikap koruptif ini bisa dipangkas habis. Bahkan Sumut bisa sepuluh kali lebih baik dari yang dilakukan Ahok di Jakarta saat kini, ungkap Brigjen Pol (Purn) Victor Simanjuntak saat berkunjung ke kantor Harian Analisa, Senin (27/6).
Saat kunjungan itu, Victor Simanjuntak yang didampingi kedua rekannya diterima Pemimpin Redaksi Analisa H Sofyan, Sekretaris Redaksi H War Djamil, dan Redaktur Kota H Her­mansjah. Pada kesempatan itu, ia juga me­nyampaikan keinginan­nya untuk maju pada pemilihan Gubsu 2018 mendatang.
Dikatakan, selain korupsi yang menduduki urutan tera­tas, perlambatan ekonomi di Sumut juga dipicu buruknya infrastruktur jalan. Padahal infrastruktur ini sangat vital demi kelancaran transportsi hasil perkebunan dan pertanian yang menjadi andalan masyarakat.
Pada sektor pertanian, kondisi demikian diperburuk pula dengan tidak adanya irigasi teknis yang bisa menjamin kelangsungan musim tanam, beredarnya pupuk palsu, dan instabilitas harga. Petani selalu dirugikan saat panen tiba atau di Sumut sampai sekarang tidak pernah terjadi panen raya.
Dari berbagai keprihatinan itu, mantan Direktur Pidana Khusus Mbes Polri yang berhasil mengungkap dugaan kasus korupsi di SKK Migas dan korupsi yang melibatkan RJ Lino, merasa terobsesi untuk memimpin Sumut. Untuk upaya itu, ia sudah menyosialisasikan diri ke 19  kabu­paten/kota se-Sumut.
Menanggapi pernyataan Victor Simanjuntak, H Sofyan menyambut baik setiap niat baik putra terbaik daerah ini yang akan membawa perubahan Sumut ke arah yang lebih baik. Ia juga mendoakan agar masyarakat Sumut mem­berikan dukungan.

Sumber Berita : HARIAN ANALISA MEDAN